Mikroprosessor adalah suatu alat untuk memproses data, tetapi didalamnya belum terdapat memori, I/O (input/output) dan beberapa peripheral lain. Sehingga untuk dapat bekerja, mikroprosessor membutuhkan perangkat pendukung berupa ROM, RAM dan I/O. Sedangkan mikrokontroler adalah suatu pemroses data yang didalamnya sudah terdapat memori dan I/O. Oleh karena itu, akan terasa lebih mudah untuk membuat suatu aplikasi dengan menggunakan mikrokontroller. Teknologi mikokontroler yang sedang berkembang saat ini adalah mikrokontroller AVR®. Perkembangan teknologi AVR® (Alf and Vegard Rics Processor) memberikan suatu teknologi yang memiliki kapabilitas yang amat maju, tetapi dengan biaya yang sangat minimalis. Mikrokontroller AVR® memiliki arsitektur RICS 8 bit, dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16 bit (16-bits word) dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam satu siklus clock. Mikrokontroller AVR® merupakan low-power CMOS 8-bit, yang merupakan pengembangan arsitektur RISC (Radius Instruction Structure Chip). Dengan mengeksekusi instruksi dalam single clock cycle, AVR® bisa mencapai 1 MIPS per MHz sehingga disain sistemnya dapat mengoptimalkan konsumsi daya dan kecepatan proses (2503F-AVR-12/03, Atmel Corporation 2003).
Implementasi mikrokontroller yang akan digunakan adalah mikrokontroler AVR® ATmega32. Mikrokontroller AVR® ini diproduksi menggunakan teknologi high density nonvolatile memory on-chip ISP flash yang memungkinkan program yang ada di dalam memori dapat di reprogram melalui serial interface SPI dengan menggunakan konvensional nonvolatile memory programmer atau on-chip boot program yang berjalan pada inti AVR®.Pada mikrokontroller ini nantinya dilengkapi dengan antarmuka (interface) terhadap keyboard, LCD dan modul radio frekuensi.
Modul enkripsi/dekripsi teks ini menggunakan algoritma RC4 yang berbasis stream cipher. Algoritma ini menggunakan variable key-size dan untuk operasinya dilakukan per byte RC4 banyak diaplikasikan pada software, protokol SSL, dan WEP. RC4 menggunakan panjang kunci yang bervariasi antara 1 sampai 256 byte (8 sampai 2048 bit) yang digunakan untuk menginisialisasikan tabel sepanjang 256 byte state vector S dengan elemen S[0], S[1],..., S[255]. S berisi permutasi dari keseluruhan bilangan 8-bit dari 0 hingga 255. Plain text yang dikirimkan adalah berupa karakter (1 byte). Setiap plain text yang dimasukkan akan langsung dienkripsi dengan melakukan fungsi XOR dengan kunci yang dihasilkan oleh RC4. Hasil enkripsi teks nantinya ditransmisikan melalui modul radio frekuensi.
Penggunaan frekuensi radio pada modul enkripsi/dekripsi ini mengantisipasi keterbatasannya akses internet ataupun PSTN. Laipac TRF-2,4GHz Module adalah modul transceiver radio yang beroperasi pada frekuensi 2,4-2,5 GHz. Range penggunaan frekuensi ini merupakan band frekuensi ISM ( Industrial, Scientific and Medical ) yang dialokasikan secara bebas (unlicensed) sehingga dapat digunakan untuk pengembangan teknologi. Teknologi yang digunakan pada modul ini untuk mentransmisikan data (TX/RX) adalah shock burst. Teknologi shock burst menggunakan on-chip FIFO sebagai clock pada data dengan kecepatan yang rendah dan mampu mentransmisikan data tersebut dengan kecepatan yang tinggi sehingga menghemat penggunaan power. Konfigurasi dilakukan dengan cara memasukkaan 15 byte kedalam modul TRF-2,4 GHz. Konfigurasi ini dilakukan melalui 3-wire interface (CE/CS, CLK dan DATA) yang dimiliki oleh modul RF ini.
Modul enkripsi/dekripsi ini nantinya dapat dimanfaatkan untuk mengatasi keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi oleh modul enkripsi / dekripsi yang menggunakan sistem transmisi wireline. Keterbatasan yang terdapat pada sistem wireline diantaranya adalah rendahnya mobilitas dari pengguna sistem, kapasistas yang dimiliki oleh sistem wireline-pun rendah dan sistem ini memiliki kendala dalam proses pengembangan yaitu masalah teknologi dan faktor kondisi alam. Oleh karena itu sistem wireless dapat dijadikan solusi dalam mengatasi keterbatasan yang dimiliki oleh sistem wireline.
Implementasi mikrokontroller yang akan digunakan adalah mikrokontroler AVR® ATmega32. Mikrokontroller AVR® ini diproduksi menggunakan teknologi high density nonvolatile memory on-chip ISP flash yang memungkinkan program yang ada di dalam memori dapat di reprogram melalui serial interface SPI dengan menggunakan konvensional nonvolatile memory programmer atau on-chip boot program yang berjalan pada inti AVR®.Pada mikrokontroller ini nantinya dilengkapi dengan antarmuka (interface) terhadap keyboard, LCD dan modul radio frekuensi.
Modul enkripsi/dekripsi teks ini menggunakan algoritma RC4 yang berbasis stream cipher. Algoritma ini menggunakan variable key-size dan untuk operasinya dilakukan per byte RC4 banyak diaplikasikan pada software, protokol SSL, dan WEP. RC4 menggunakan panjang kunci yang bervariasi antara 1 sampai 256 byte (8 sampai 2048 bit) yang digunakan untuk menginisialisasikan tabel sepanjang 256 byte state vector S dengan elemen S[0], S[1],..., S[255]. S berisi permutasi dari keseluruhan bilangan 8-bit dari 0 hingga 255. Plain text yang dikirimkan adalah berupa karakter (1 byte). Setiap plain text yang dimasukkan akan langsung dienkripsi dengan melakukan fungsi XOR dengan kunci yang dihasilkan oleh RC4. Hasil enkripsi teks nantinya ditransmisikan melalui modul radio frekuensi.
Penggunaan frekuensi radio pada modul enkripsi/dekripsi ini mengantisipasi keterbatasannya akses internet ataupun PSTN. Laipac TRF-2,4GHz Module adalah modul transceiver radio yang beroperasi pada frekuensi 2,4-2,5 GHz. Range penggunaan frekuensi ini merupakan band frekuensi ISM ( Industrial, Scientific and Medical ) yang dialokasikan secara bebas (unlicensed) sehingga dapat digunakan untuk pengembangan teknologi. Teknologi yang digunakan pada modul ini untuk mentransmisikan data (TX/RX) adalah shock burst. Teknologi shock burst menggunakan on-chip FIFO sebagai clock pada data dengan kecepatan yang rendah dan mampu mentransmisikan data tersebut dengan kecepatan yang tinggi sehingga menghemat penggunaan power. Konfigurasi dilakukan dengan cara memasukkaan 15 byte kedalam modul TRF-2,4 GHz. Konfigurasi ini dilakukan melalui 3-wire interface (CE/CS, CLK dan DATA) yang dimiliki oleh modul RF ini.
Modul enkripsi/dekripsi ini nantinya dapat dimanfaatkan untuk mengatasi keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi oleh modul enkripsi / dekripsi yang menggunakan sistem transmisi wireline. Keterbatasan yang terdapat pada sistem wireline diantaranya adalah rendahnya mobilitas dari pengguna sistem, kapasistas yang dimiliki oleh sistem wireline-pun rendah dan sistem ini memiliki kendala dalam proses pengembangan yaitu masalah teknologi dan faktor kondisi alam. Oleh karena itu sistem wireless dapat dijadikan solusi dalam mengatasi keterbatasan yang dimiliki oleh sistem wireline.
0 komentar:
Posting Komentar